Melayu atau orang Bengkulu adalah kelompok etnik yang terbesar jumlahnya diantara penduduk yang berdiam di wilayah – wilayah Kota Madia Bengkulu, pesisir pantai Kabupaten Bengkulu Utara dan Selatan, propinsi Bengkulu. Orang Bengkulu merupakan keturunan campuran dari berbagai suku bangsa pendatang yang menetap dan membentuk kerajaan – kerajaan kecil di daerah ini pada masa lalu. Orang Bengkulu menggunakan bahasa Melayu yang masih serumpun dengan bahasa Melayu di daerah lainnya. Akan tetapi secara khusus mereka menggunakan dialek tersendiri yang mirip dengan dialek Minangkabau, terutama dengan system bunyi dan katanya. Karena kemiripan ini, sebagian orang menamakan orang Bengkulu sebagai “Minangkabau – Bengkulu”. Sebuah kampung di daerah Bengkulu dipimpin oleh seorang depati dan wakilnya yang disebut depati pemangku. Beberapa dusun tunduk kepada suatu pemerintahan desa yang disebut marga.
Nilai – Nilai Budaya
Penarikan garis keturunan orang Melayu Bengkulu bersifat Bilateral. Biasanya satu rumah hanya didiami oleh satu somah, yaitu ayah, ibu, anak- anak mereka, serta nenek. Anak – anak yang telah menikah biasanya tinggal di rumah lain yang terpisah. Bentuk kekerabatan yang terpenting adalah keluarga luas, yang keluargany terdiri atas keluarga batih senior ditambah keluarga batih anak – anaknya yang sudah menikah. Saudara laki – laki disebut menghanai, sedangkan saudara perempuan disebut kelawai.
Ada beberapa jenis pola menetap setelah nikah pada masyarakat Melayu Bengkulu terdiri atas beberapa jenis, seperti semendo bleket, semendo ta abik anak, semendo menangkap burung terbang, semendo rajo – rajo atau semendo samo – samo suko.
Sekarang orang Melayu Bengkulu memang dikenal pemeluk agama islam. Walaupun, demikian kepercayaan terhadap mahluk gaib dan benda keramat masih menjadi bagian hidup masyarakat. Kepercayaan ini, diwujudkan dalam berbagai upacara, misalnya, upacara pertanian, upacara tolak bala, upacara mencuci kampung, upacara mengormati leluhur dsb. Dalam melaksanakan upcara ini orang Bengkulu mengenal pemuka agama yang disebut dukun. Seorang duku dianggap mempunyai kemampuan melebihi manusia biasa. Melaluin mantera – manteranya, seorang dukun dapat mengobati orang sakit, menolak segala kejahatan. Bahkan dipercayai dapat mebuat cidera orang lain.
Orang Bengkulu masih terlihat dengan gelar kebangsawanannya seperti Sutan, Raden, Rajo dsb. Selain golongan ninik mamak yang disegani untuk hubungan kekerabatan, ada pula golongan lain yang dihormati, yaitu menengkalak. Golongan menengkalak terdiri atas para cerdik pantai, orang kaya, dan pejabat tinggi.
Penarikan garis keturunan orang Melayu Bengkulu bersifat Bilateral. Biasanya satu rumah hanya didiami oleh satu somah, yaitu ayah, ibu, anak- anak mereka, serta nenek. Anak – anak yang telah menikah biasanya tinggal di rumah lain yang terpisah. Bentuk kekerabatan yang terpenting adalah keluarga luas, yang keluargany terdiri atas keluarga batih senior ditambah keluarga batih anak – anaknya yang sudah menikah. Saudara laki – laki disebut menghanai, sedangkan saudara perempuan disebut kelawai.
Ada beberapa jenis pola menetap setelah nikah pada masyarakat Melayu Bengkulu terdiri atas beberapa jenis, seperti semendo bleket, semendo ta abik anak, semendo menangkap burung terbang, semendo rajo – rajo atau semendo samo – samo suko.
Sekarang orang Melayu Bengkulu memang dikenal pemeluk agama islam. Walaupun, demikian kepercayaan terhadap mahluk gaib dan benda keramat masih menjadi bagian hidup masyarakat. Kepercayaan ini, diwujudkan dalam berbagai upacara, misalnya, upacara pertanian, upacara tolak bala, upacara mencuci kampung, upacara mengormati leluhur dsb. Dalam melaksanakan upcara ini orang Bengkulu mengenal pemuka agama yang disebut dukun. Seorang duku dianggap mempunyai kemampuan melebihi manusia biasa. Melaluin mantera – manteranya, seorang dukun dapat mengobati orang sakit, menolak segala kejahatan. Bahkan dipercayai dapat mebuat cidera orang lain.
Orang Bengkulu masih terlihat dengan gelar kebangsawanannya seperti Sutan, Raden, Rajo dsb. Selain golongan ninik mamak yang disegani untuk hubungan kekerabatan, ada pula golongan lain yang dihormati, yaitu menengkalak. Golongan menengkalak terdiri atas para cerdik pantai, orang kaya, dan pejabat tinggi.
0 comments:
Post a Comment